Tidak semua orang bisa mengerti

Pada akhirnya, kau takkan bisa mengerti dan memahami semua orang. Setiap orang memiliki kisahnya masing-masing yang mungkin takkan pernah mereka ceritakan. Percuma bila diceritakan, sebab, terkadang orang hanya mau tahu bukan berarti peduli.

Kau takkan bisa membuat orang menyukaimu. Sebaik apapun dirimu. Sesempurna apapun walau kau berusaha tampil sebaik mungkin. Termasuk ketika kau sudah mengenal seseorang yang mungkin mengenal baik kau. Mungkin saja ia mengenalmu, tapi... tidak seratus persen mengenalmu dengan baik.

Terlalu banyak perbedaan dengan latar belakang, pemikiran, pandangan hidup, dan pengambilan keputusan serta tujuan hidup.

Ya, aku tahu. Setiap manusia memang dilahirkan berbeda dan terbentuk karena lingkungannya dan ketika ia dewasa, sikapnya mencerminkan pola pikir ketika ia mulai berinteraksi dengan masyarakat sosial.

Perbedaan itu juga didapat dan terlihat bagaimana ia ingin dilihat dan dihormati orang banyak. Bisa dengan kekuasaan, popularitas, kekayaan, ataupun bagaimana ia ingin dipandang sebagai orang yang bahagia.

Sementara kalau aku? Aku ingin dipandang sebagai orang yang bahagia dan dipahami serta dimengerti dengan baik.

Mengapa? Karena dengan cara itu aku masih bisa diperlakukan sebagai manusia yang memiliki hati bukan karena nafsu pribadi.

Aku bersyukur menjadi seorang introvert karena hanya berkesempatan dekat dengan orang yang ingin mengenalku dengan baik. Bukan karena sombong tidak ingin berteman, hanya meminimalkan peluang orang-orang yang ingin memanfaatkanku. Tapi, aku tahu tak selamanya seperti ini.

Jujur, kepribadian seperti ini memberikanku keuntungan, yakni bisa menganalisa seseorang ataupun berbagai permasalahan secara detail. Walaupun seseorang itu tidak mengenalku dengan baik, aku bisa dengan cepat mengetahui seperti apa sifat dan kepribadiannya.

Dengan apa? Dengan mengamati perilakunya, sifatnya, bagaimana ia berinteraksi dengan setiap orang, tulisan yang ia tulis, buku yang dibaca, atau ucapannya ketika ia berbicara dengan temannya atau di depan umum, juga... pertanyaan yang ia ajukan ketika bertanya, orang-orang yang dekat dengannya, atau postingan sosial medianya, karena itu semua mencerminkan kepribadiannya.

Ketika aku mengamati seseorang, aku seperti belajar atau sekedar memahami bagaimana ia bisa seperti itu. Lalu aku akan menyimpulkan seperti apa dia. Hal ini mengasyikkan, tapi jangan menyuruhku untuk mempelajari psikologi, tidak tertarik.

Walaupun introvert, bukan berarti anti-sosial. Aku bukan tipe orang yang berteman secara kelompok (baca: genk), karena hal demikian menurutku justru membatasi ruang lingkup pertemanan. Aku senang bersosialisasi dan memiliki teman baru, hanya saja... di antara orang-orang itu yang cocok dengan kepribadianku, akan aku jadikan satu teman kepercayaan di antara teman main lainnya.



Kau hanya butuh setidaknya satu, dua, tiga teman kepercayaan di antara seribu teman sepermainan.


Sekian.

Comments

Popular Posts