Akan kau apakan arah tujuanmu?

Senin, 28 November 2016
Pukul: 19.58


Ini semua tentang mimpi dan harapan.
Meski semua tak berkata begitu, maksudku... semua nilai yang ada di kertasmu itu tak menentukan kesuksesanmu di masa depan kelak.

Bahkan ada-meski tak semua orang jenius di sekolah menjadi orang sukses di masa depan. Namun... bukankah kertas-kertas itu termasuk bagian dari usahamu 'tuk menempuh kehidupan yang lebih baik? Ya meski... tidak seratus persen jujur?

Tapi tetap saja, itu bagian untuk menempuh ilmu.

Tidakkah kau memerhatikan para Ilmuwan Muslim di masa lampau? Banyak dari mereka yang menguasai lebih dari satu keahlian. Berbeda sekali dengan sekarang, karena "seseorang" menuntut satu keahlian di bidangnya?

Ilmuwan Muslim di masa lampau bahkan bisa menjadi ahli filsafat, kedokteran, dan ilmu tafsir sekaligus... bahkan, banyak yang lebih dari itu. 

Oh-jangan salahkan atau membeda-bedakan, "Kan otak kita jaman sekarang dan jaman dulu beda...!". Jangan pernah berkata demikian...

Semua orang juga tahu otak Meganthropus Erectus dan Homo Sapiens itu berbeda. Sekarang tebak... kau di antara dua itu atau tidak?

Dulu... Islam benar-benar maju. Berbeda sekali dengan sekarang. Berbeda. Sangat jauh.

Benar-benar malu jika kita semakin mengingat ke belakang. Sekarang pemuda-pemudi Islam sedang 'dipermainkan' oleh dunia yang semakin menggila.

Begini saja, tak apa bila kamu tak terlalu pintar. Tapi kamu tetap harus rajin. Rajin... itu kunci utama. Mulai dari rajin mengerjakan tugas, melengkapi catatan dan jangan menyepelekan. 

Paling utama sekali ialah akhlakmu. Sikapmu karena gurupun akan memberi nilai lebih tanpa kamu berusaha memintanya.

Guru itu sederhana. Asal kamu sopan, penurut dan rajin... nilai itu bisa jadi mudah untuknya.


Tapi sekarang... akhlak menjadi hal 'langka'. Mengapa langka? Sepertinya kamu sendiri bisa menjawabnya. Ada berbagai faktor pendukung.

Belajar itu penting. Namun yang paling penting ialah belajar bukan hanya dari sekolah. Kehidupan pun bisa dipelajari. Contohnya, pengalaman hidup. Ya, aku juga tahu, sekolah itu melelahkan. Bahkan kamu mungkin ingin cepat-cepat lulus dan bekerja. Hal itu wajar, mengapa wajar? Karena melelahkan dan merepotkan.


Orang sukses itu tidak "dibentuk" secara instan. Namun ia memperoleh suatu proses yang panjang dan bertahap. Prosesnya menyakitkan. Penuh tantangan, keringat dan airmata. Melalui proses yang 'menyakitkan' itu, ia habis ditempa mati-matian agar mental, pemikiran dan kedewasaan berdiri kokoh dalam dirinya. Hingga pada akhirnya, jerih payahnya terbalaskan dengan usaha, doa dan kesabaran. Namun... lagi-lagi ada tangan Sang Pencipta dibalik kesuksesannya.

Allah itu Maha Baik. Ia pasti membantu hambaNya yang bekerja keras. Tidakkah suatu kaum berubah jika kaum itu tidak merubah dirinya sendiri? Pada akhirnya, reminder ini dapat menjadi pengingat bagi saya untuk terus melakukan yang terbaik.



Do the best, work hard and always pray 'coz Allah always with us!


Comments

Popular Posts