Hakikat hidup


Jumat, 16 Februari 2018

Karena hidup ini akhirnya akan memberi satu tujuan tentang bagaimana sampai pada muara, tentang bagaimana kau hidup dan kembali pada pangkuan Tuhan.

Kau tidak bisa sekedar berkata, "Aku hanya akan hidup pada hari ini". Tidak, bukan itu sama sekali.
Kau akan hidup untuk hari esok, lusa dan hari kemudian sampai batas waktu yang ditetapkan. Juga... kau akan hidup untuk 'dibangkitkan' pada hari yangg Dijanjikan.

Pertanyaannya, kau hidup untuk apa?

Untuk harta? Wanita? Jabatan? Popularitas? Ah, itu naif sekali. Namun kadangkala, manusia memang mendambakan itu.

Padahal... itu semua fana. Sifatnya sementara dan tidak abadi.

Tapi... bagaimana dengan menyebarkan kebaikan? Kau akan mendapatkan semua. Rahmat dari Tuhanmu Yang Maha Tinggi dan yang aku tuliskan di atas tadi.

Menyebarkan kebaikan adalah tentang kepedulian. Kepedulian yang bersifat universal dan hakiki dari semua sifat manusia yang membinasakan diri.  

Namun kadangkala kebaikan itu disalahtafsirkan oleh orang-orang yang hasad juga dengki. Seolah-olah si penyebar kebaikan itu menganggap dirinya suci, padahal ia hanya ingin menebarkan rasa cintanya. Cinta dan kepeduliannya pada ribuan atau bahkan jutaan nyawa manusia yang kadang lupa betapa berharga cinta Tuhannya pada setiap jiwa yang Ia cipta.

Si penebar kebaikan itu hanyalah para penuntut ilmu dari semua ilmu yang sudah ditemukan. Ia hanya manusia biasa, bukan para Nabi, namun hebatnya mereka ingin menyebarkan risalah kebaikan yang telah diwariskan para Nabi dan Rasul terdahulu. Mau tahu apa rahasianya?

Mereka sudah paham dan menemukan arti kehidupan itu sendiri, bahwa kebaikan banyak menekankan hubungan, baik manusia dengan manusia (hablumminannas) dan hubungan manusia dengan Allah (hablumminallah). Juga mereka telah menemukan kesinambungan antara alam juga semesta dan hal-hal hierarki lainnya. Faktor lainnya juga adalah rasa tanggungjawab  atas dakwah, itu murni dari nurani. Tidak bisa dibeli dan dikuliti.

Semua manusia pasti menginginkan hal-hal bagus dan baik di akhir hayatnya. Pengemban dakwah juga begitu karena Tuhannya yang menjanjikan: Surga yang dimana ada sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, kesturi, marjan dan kelopak mayang serta segala keindahan yang tak terdefinisikan.

Hebatnya lagi, Allah tahu bahwa orang-orang yang memasuki surgaNya apalagi FirdausNya adalah manusia-manusia yang paling sedikit dosanya disamping banyak juga pahalanya. Namun ada hal yang perlu diketahui bahwa:

Sebanyak apapun pahala manusia, mereka takkan pernah bisa membeli Surga melainkan itu adalah rahmat dari Tuhannya.

Comments

Popular Posts