Galaksi di Semestaku

     Orang-orang hanya tahu bahwa aku si penyuka sepi, tanpa bertanya apa yang sebenarnya apa yang aku suka. Mereka hanya tahu bahwa aku diam, itu sama dengan berarti aku menyetujui apapun.

    Memang, sepi adalah teman terbaikku sampai sebelum aku mengakuinya. Dulu, aku senang sekali menyangkal fakta bahwa aku kesepian dalam semestaku. Hingga sampai saat ini, aku menyadari bahwa rasa sepi kian menyiksa di tengah sedikitnya orang-orang yang aku punya. Walaupun ramai kehidupanku, hal yang paling sakit adalah ketika kau merasa bahwa ramaimu sebagai tempat pulang ialah tak berarti apapun. 

    Dan kesakitan itu bertambah ketika kau menyadarinya saat dewasa.

    Kesadaranku itu bermula ketika aku semakin baik dalam merangkul semua emosiku. Aku mempelajari dan mengintropeksi apa yang salah dalam diriku. Mengapa aku begitu buruk dalam mengendalikan emosi? Tak bermaksud untuk menyalahi sesiapapun yang membuatku begitu minim dalam merasai segala bentuk emosi, aku ingin menyembuhkan diriku dan berdamai akan orang-orang yang sekiranya membuatku begitu. 

    Justru, aku merasa sangat hidup di saat aku menerima kenyataan bahwa keikhlasan tertinggi adalah memaafkan dan membiarkan orang-orang yang membuatmu merasa begitu buruk dalam melakukan apapun. Karena, kau mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan akan berimbas pada kehidupan mereka sendiri, tanpa perlu mengotori tangan untuk menghancurkan kehidupan mereka.

    Sebagai manusia, kita hanya perlu fokus untuk berbuat baik. Jika belum mampu untuk bermanfaat bagi sesama, jangan merugikan orang lain. Fokus untuk terus berkembang. Hiasi diri dengan belajar. Lakukan apapun yang kau suka.

    Galaksi di semestaku sangatlah sederhana. Aku suka kedamaian. Tempat yang minim akan orang-orang. Sesuai dengan kepribadianku, aku sangat tidak suka diperhatikan. Tahu kenapa? Karena aku selalu diperhatikan oleh orang-orang.

    Hal lainnya ialah, aku suka melakukan apapun seorang diri. Selain karena mandiri, sendiri kadang bisa membuatku begitu produktif. Seperti menulis, menyanyi, make-up atau melukis. Hal-hal seperti itu sangat seru untuk dilakukan.

    Galaksi di semestaku, menyimpan begitu banyak ide-ide dan imajinasi yang tak terbatas. Kadangkala aku begitu sibuk bermain, belajar, dan berkelahi dalam kepalaku hingga lupa bahwa ada suatu kenyataan yang bernama "realita".

    Aku sangat suka menganalisa sesuatu. Berpikir tentang segala sesuatu yang rumit seperti melakukan sebuah tantangan buatku. Berpikir mengenai bagaimana alam semesta bisa tercipta, bagaimana rangkaian black hole, white hole atau lubang cacing bisa saling berkolerasi, atau bahkan bergumul dengan canda tawa, atau sekedar membayangkan bagaimana impi-impian kita bisa terwujud, terasa sayang jika obrolan tersebut dilewatkan.

    Walau duniaku begitu terasingkan, namun tidak dengan isi kepalaku. Begitulah isi duniaku.

 

    Lalu sekarang... bagaimana dengan galaksi di semestamu? Maukah kau berbagi?

    

Comments

Popular Posts