Disappointed


Ketika kau kecewa untuk yang kesekian kalinya. Ketika kau memendam segalanya setelahnya padahal kau tahu bahwa hatimu tak mampu menampungnya lagi. Hatimu sungguh berat, amat sesak. Kau berharap semuanya berakhir, namun kau tahu bahwa ketika menginginkan hal itu berakhir, itu hanyalah awal dari segalanya. Hingga kau kecewa pada segalanya, lagi.
Kau ingin menyalahkan sesiapa saja yang kau tahu bersalah, tapi tak mampu. Hingga pada akhirnya kau diam lagi. Menyimpan semuanya untuk sendiri lagi.
Kau ingin menyalahkan hidupmu yang keparat itu, namun di sisi lain kau begitu mencintai hidup karena hanya kau yang benar-benar tahu bagaimana kesulitan itu mampu kau lewati semuanya dengan sendirian.
Saat kau mulai menyerah, tapi kau tahu bahwa menyerah bukanlah cara bagaimana kehidupan bekerja. Kau bangkit dengan membuang segala hati lamamu yang kau ganti dengan hati kuatmu yang baru, sehingga kau tumbuh menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya. Amat sangat berbeda.
Kau mencintai dirimu yang baru. Kau mencintai hatimu yang dulu pernah hancur. Hatimu yang pernah merasakan sakit luar biasa, sampai-sampai kau ingin mati seketika. Kau amat mencintai dirimu yang baru, karena dirimu yang lama pernah terinjak-injak dan dirundung nestapa. Dan akhirnya kau mampu mengatakan pada dirimu yang baru itu, “Selamat tinggal diriku yang keparat akibat masa lalu. Selamat tinggal.”
Dan hatimu yang baru bisa berkata, “I’m alive. I’m still alive. Life can’t breaks me. Nothing else can’t break me, or breaks my heart again.”
Jika ada yang berkata bagaimana kau bisa berubah menjadi seseorang yang tak dikenali lagi sebelumnya, cukup katakan,”
“You’re really don’t know how I can fight my sadness, my hurts, and the damn thing who want breaks my life. You’re really don’t know how ruined my life so bad, but I can maintain the beliefe who I believed.”

Comments

Post a Comment

Popular Posts