Afeksi Diksi



Biarkan aku dalam kekosongan, hingga dia menarikku dalam genggaman tangan
Biarkan aku jatuh terjungkai, sampai ia menahan tubuhku sebagai tumpuan
Biarkan aku tersesat, sampai malam tak lagi kasat
Biarkan tubuhku tercebur, hingga jiwaku melebur

Dia adalah fiksi adiktif bagi diksiku
Dia adalah diksi
Dia adalah puisi
Dia adalah sejungkat misteri bagi Bulan dalam tangisan yang menyemarakkan aksara di antara gegap gempita dalam nyala bara

Dia adalah milikku
Secuil cinta yang kutaruh di hati dalam dadanya
Secuil asa yang kujadikan harap dalam pelita matanya
Secuil rindu yang kadang memburu lalu mengharu biru
Secuil isyarat jika kata tak mampu berkata

Aku adalah miliknya, namun ia tak pernah berani berkata bahwa diriku adalah miliknya
Ia terlalu takut untuk menyatut cinta yang menuntut
Sementara aku seperti tiada mengenal takut menggapai ilusi cinta yang senantiasa berkabut

Mungkin benar, bahwa aku terlalu mencinta dan kadang menggila
Mengikuti hawa nafsu rasa yang tiada habisnya
Namun, hanyalah ia yang mampu membuatku berani 'tuk mengenal rasa

Bila mungkin aku mampu membuat rasa menjadi fana, ingin aku redamkan segala macam rasa
Sedikit saja
Jika ada yang bertanya mengapa pada jiwanya, ia selalu mengelak dari raganya
Dan itu yang selalu membuatku bertanya, ada apakah dengannya
Ah, rupanya, ia lebih rumit dari wanita
Aku saja terlena dengan bayangnya

Comments

Popular Posts