Definisi "rumah" bagiku



 

Mungkin kau tidak akan pernah mengerti bahwa seseorang bisa dijadikan "rumah" bagi orang lain. Dan, takkan tahu bagaimana rasanya jika pernah kehilangan rumah walau belum sempat memilikinya.

~~~

Aku sudah cukup lama mencari seseorang yang bisa kujadikan tempat sebagai "rumah" untukku. Sehingga, setiap kali aku jatuh cinta, maka aku akan menganggap ia sebagai "kediaman". 

"Rumah" yang hangat, menenteramkan, damai, aman, dan menyejukkan. Walaupun kenyataannya seringkali berbeda dengan apa yang aku harapkan.

Bagiku, rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal. Rumah itu harus aman, nyaman, damai, tenteram, dan harmonis. Bukan hanya sebagai tempat, tetapi... terkadang aku mencari arti rumah pada "seseorang". Sehingga, aku tak memerlukan banyak tempat untuk singgah jika seseorang itu nyatanya benar-benar "rumah" yang aku cari.

"Rumah" yang aku cintai. Dia yang aku kasihi. Lalu, bila acapkali aku lelah, aku tak harus pulang ke rumah. Namun, aku hanya perlu memeluk erat raganya seakan bisa berkata, "Aku pulang, dan kau adalah rumahku."

Dan, "rumah" itu bisa menerimaku kembali walaupun berkali-kali aku tinggalkan. Rumah bisa menerima sifat burukku, tapi, tak pernah meninggalkanku, rumah justru bisa membuatku menjadi lebih baik.

Akan tetapi, aku bukanlah "rumah" untuk seseorang dengan hunian terbaik. Isi dalam rumahku berlapiskan tembok dengan retakan cukup banyak. Tak ada keramik, hanya beralaskan tanah berlumpur. Pun, banyak sekali sarang laba-laba. Terdapat satu pintu, dan jendela yang terhubung langsung dengan dunia luar.

Mungkin kondisi hunianku tidak terlalu baik isinya. Akan tetapi, jika kau kedinginan, akan kuberi satu pelukan hangat yang bisa menjangkau seisi kota. Jika kau kelaparan, akan aku hidangkan satu roti gandum dengan segelas susu—walaupun tidak terlalu bagus kualitasnya, akan kukenyangkan perutmu sampai fajar tiba.

Jika kau lelah, akan kujadikan alas tikar tidurmu dengan kasur kualitas terbaik—tidurmu akan pulas dengan dekapanku semalam suntuk agar kau tidak terbangun saat tengah malam. Lalu, jika kau tengah tidak bersemangat karena harimu sedang buruk, akanku sampaikan kata-kata penyemangat sebagai pelipur laramu, agar kau tidak perlu lagi merasa sendu.

Aku sangat mengetahui bahwa tidak ada "rumah" yang benar-benar sempurna. Sangat naif bila aku yang juga ingin dijadikan "rumah" oleh orang lain, tidaklah jua sempurna namun menuntut kesempurnaan pada "rumah" untuk orang lain itu.

Namun, aku ingin sekali hunian yang layak sebab aku tak ingin lagi mencari. Tak ingin lagi singgah, hilir-mudik kesana-kemari mencari sesuatu yang tidak pasti.

Aku ingin "rumah". Tidak perlu perabot yang mahal atau lengkap, aku hanya ingin "rumah" yang layak. Tak apa berlubang sana-sini, asal jantung "rumah" itu bisa menyediakan kehangatan di saat aku kehujanan.

Di saat aku kelaparan, bisa menyajikan makanan. Saat aku kelelahan, bisa menyediakan pangkuan.

Dan, di saat aku hilang arah akan kehidupan, ia bisa memberikanku tujuan serta tumpuan bagi rumah tak layak huni seperti aku.

Aku tadinya berharap orang itu kamu, namun kenyataan telah berkata bahwa bukan kamu orangnya. 

 

Word Music - Definisi "rumah" bagiku on YouTube

 

Comments

Popular Posts