Menjadi Dewasa - Tak Ada Pertanyaan Apakah Kita Bahagia?

 


Masa dewasa, adalah masa-masa bagaimana semua kesuksesan menjadi alat untuk diraih, pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupanmu, kebanggaan akan meraih sesuatu. Namun, tidakkah dari mereka pernah bertanya tentang, "Apakah kau bahagia?"

Kau tentu tahu, bahagia memiliki caranya sendiri. Ada orang-orang yang menganggap kebahagiaannya selalu tentang orang lain. Ada juga yang menganggap jenis kebahagiaannya adalah tentang materi, pun, ada juga orang yang tipe kebahagiaannya cukup dengan dirinya sendiri.

Bagiku, bahagia cukup dengan satu kata kunci. Cukup dengan dirimu sendiri. Mengetahui nilai-nilai yang ada pada dirimu, seperti jenis emosi yang kau rasakan. Karena, sekarang ini pun masih banyak orang dewasa yang mengunci dirinya sendiri hanya karena dunia tak perlu tahu wajah apa yang ditunjukkan. Memang benar, akan tetapi... self-awareness sangat bermanfaat untuk mengenal dirimu sendiri di saat orang lain membuangmu dengan kejamnya. Mari lupakan orang lain dan mulai mengenal kepingan dirimu satu per satu.

Mari lihat dirimu ketika anak-anak. Kau tentu bahagia, bukan? Kau hanya berpikir tentang bermain dan bermain sampai ibumu memarahimu agar lekas pulang. Tulisan tadi adalah gambaran masa kecil anak-anak pada umumnya dengan kebahagiaan sederhana miliknya. Namun, ada juga jenis anak-anak yang tidak mendapatkan kebahagiaan sempurna miliknya ketika ia masih kecil.

Tidak semua anak-anak memiliki gambaran kebahagiaan miliknya ketika kecil. Ada orang dewasa yang masih mau menjadi anak-anak dan memilih kembali pada masa itu karena kebahagiaan sementara miliknya jika diberi kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Akan tetapi, ada juga orang dewasa yang tetap memilih masa ini karena kebahagiaan miliknya tak pernah ada.

Jadi, kau yang mana?

Kedua pilihan itu menggambarkan seberapa dewasanya dirimu. Jika kau memilih kembali ke masa lalu, aku yakini kau belum dewasa seutuhnya. Kau mengabaikan masa kini dan terus melihat masa lalu dengan kebahagiaan fana milikmu. Seperti, kau tak siap dengan tantangan hidup yang akan secara dinamis merubahmu di masa depan.

Jika kau memilih masa ini, biar aku tanya... seberapa dalam lukamu? Pasti menyakitkan sekali, ya? Aku ingin mengucapkan sesuatu. Terima kasih. Terimakasih telah bertahan sampai saat ini dengan harapan bahwa kehidupanmu akan terus membaik dengan usahamu yang penuh kegigihan itu. Dirimu yang dulu pasti terluka sekali. Dia kuat sekali, sungguh. Malaikat kecil itu sungguh sangat menawan.

Dua permasalahan di atas bisa diselesaikan dengan mengenal dirimu dengan menelusuri apa yang paling menyakitimu di masa kecil. Kau bisa menggali lebih dalam tentang innerchildmu. Kau bisa membaca buku psikologi, meskipun aku bukan psikolog, semoga bisa membantumu walau sedikit.

Kau juga bisa menelusuri apa yang paling kau suka pada innerchildmu. Bagaimana ketakutanmu memengaruhi hidupmu sepanjang hidup, dan solusi bagaimana kau mengatasinya. Tulis saja.

Dengan demikian, walau kau melanjutkan hidupmu dengan kepayahan, semoga bebanmu bisa sedikit berkurang.

Untuk lukamu, kebahagiaanmu, dan jiwa hebatmu yang menginginkan perubahan, semoga memiliki tempatnya untuk "pulang".



Comments

Popular Posts