Hampir tak pernah lebih dari cukup

 


Wanita, tak akan pernah bermain-main tatkala merasa

Jika ia jatuh cinta, maka ia akan sanggup memberi dunia pada yang tercinta

Walau menggebu-gebu, ia akan belajar bagaimana menata cintanya

Biarpun perasaannya meletup-letup dan terasa seperti ada kupu-kupu dalam perutnya, ia akan sanggup


Bagaimana aku sanggup menata perasaanku setelah membiarkannya terluka dalam waktu yang lama?

Seperti tak belajar dari yang sebelumnya, aku terus memberikan cintaku seolah takkan pernah cukup membagikan perasaan ini, lagi dan lagi

Ya, dia tak pernah menjanjikan apapun, namun itulah yang aku mengerti

Dari masa lalu, ketika aku belajar tentang bagaimana kehilangan setelah menjanjikan sesuatu yang sebenarnya takkan pernah terjadi

Bagaimana harus merawat luka dengan ekspektasi yang kita ciptakan sendiri,

Bagaimana harus terlihat seakan baik-baik saja setelah memberikan segenap hati,

Bagaimana harus merelakan ketika menganggap bahwa dia adalah segalanya bagi kita, dan

Bagaimana harus tetap mengembangkan senyuman, seolah-olah baik saja padahal kita menginginkan dia 'tuk kembali

Nyatanya, aku yang kembali berkali-kali untuknya


Mungkin aku yang terlalu naif, mendambakan dia untuk selalu ada

Ketika aku mulai menganggap dia adalah duniaku, semestaku. Tak menyangkal bahwa setelahnya ia akan pergi, aku terbujur kaku di pembaringan, meraung-raung pintaku agar ia kembali.

Kehampaan yang tak dapat disangkal, tak ayal... aku sanggup membunuh mimpi serta imaji yang kubangun bertahun-tahun

Padahal, ia pun tak bisa menawarkan dunia dan segala isinya padaku

Keheningan dan keinginan untuk selalu pergi dan tak kembali, seperti moda baru untukku setelah ketiadaannya mampu membuatku hancur hampir beberapa lama. Realitanya, dia bukan Tuhan yang mesti kupuja. Mengapa aku harus memuja dan menyembahnya padahal ia juga merupakan seorang hamba?

Itulah wanita. Karena rasa cinta yang besar, dunia yang diberikan untuk yang tercinta, justru takkan pernah lebih dari cukup

Comments

Popular Posts