Kita, Depresi & Biasnya Mimpi

Aku, kamu, kita dan mereka barangkali tengah merasakan hal yang sama. Depresi akan sesuatu hal. Kegundahan yang sama. Khawatir dan cemas akan masa depan yang tak berujung. Semua karena virus COVID-19 ini yang mengharuskan kita agar tetap berada di pembaringan. 

Semua aktivitas yang sifatnya di luar ruangan harus dibatalkan demi kepentingan bersama. Rencana demi rencana terpaksa ditiadakan. Dialihfungsikan menjadi platform digital.


Naasnya, impian atau rencana-rencana terkait yang ingin dilakukan pada tahun ini, harus dimundurkan.

Lalu, kita bertanya lagi. Apa mimpi ini yang tadinya bias menjadi 

benar-benar bias? Kau menghela nafas lagi. Namun, coba pertanyakan satu hal. 

Bukannya biasnya mimpi adalah salah satu cara agar kita semakin berusaha menggapai segala sesuatu 

yang bias itu?

Tak selamanya yang bias dan samar itu mengerikan dan mendebarkan. 

Bahkan, tersimpan banyak kejutan di dalamnya. Kau bisa menunda impianmu, tapi percayalah, jangan pernah sampai berhenti. Kau tidak akan pernah tahu kejutan apa 

yang menantimu di ujung jalan sana. Berbahagialah, kau masih berusaha. 

Tak apa jika hampir menyerah... Akan tetapi, pastikan kalau kau tidak akan pernah menyerah.

Bukankah terkadang kita harus mundur beberapa langkah untuk menggapai dua atau tiga langkah? Ibarat berlari. Kau menunggu wasit membunyikan peluit. Tapi apa yang harus kau persiapkan? Langkah mundur, bukan? Ya, langkah mundur agar kau dapat berlari dengan melesat bak panah 

yang melesat target. Lalu, kau tiba di garis finish sesuai dengan apa yang kau inginkan. 


Pandemi ini memang melelahkan, tapi berusahalah, karena kau tidak akan pernah menyerah.

Comments

Popular Posts