after corona impact
(Between denial and judging)
Halo, apa kabar kalian semua? Semoga selalu dalam lindungan Allah. Aamiin.
Gimana Work from Home nya? Lancar kah? Atau ada hambatan?
Semoga lancar-lancar saja, ya.
Insyaallah dengan kehendakNya, virus ini segera diangkat. Aamiin.
Sebelumnya saya di sini mau sharing tentang corona nih, virus ini yang sebelumnya bernama
Wuhan Pneumonia, akhirnya memiliki nama resmi sebagai COVID-19.
Virus ini merebak di Wuhan pada Desember 2019. Banyak spekulasi mengenai virus ini.
Mungkin terlihat tidak berbahaya dibanding SARS atau MERS, namun penyebaran dari
virus inilah yang dinilai sangat masif penyebarannya.
Tentu barangkali sebelum kedatangan virus ini, proses virus ini sampai ke Indonesia,
hingga Indonesia dinyatakan bebas corona di situasi dan kondisi yang akan datang,
akan menimbulkan banyak sekali perubahan dalam aspek dimensi sosial maupun kesehatan.
Dimana sebelum kedatangan virus ini, kita sangat amat tidak peduli
dengan kesehatan diri sendiri, Jarang sekali yang namanya cuci tangan menggunakan sabun,
penggunaan masker dalam kehidupan sehari-hari pun hanya terpakai
ketika perjalanan jarak jauh.
Maraknya penjualan hand sanitizer dan disinfektan yang digadang-gadang dapat mencegah virus ini masuk ke dalam tubuh membuat harga barang-barang yang “terlupakan” ini kian meningkat drastis karena jumlah
persediaan tidak sebanding dengan permintaan pasar.
Kegiatan ekonomi kian melesu. Angka kurs Dollar terhadap Rupiah melambung tinggi.
Hal ini tentu saja tidak hanya dirasakan oleh Indonesia. Ratusan negara di luar sana
mengalami hal yang sama tragisnya. Transaksi masyarakat melamban dan dikhawatirkan
gejolak ekonomi akan menghantui masyarakat. Masyarakat kelas bawah yang
menghasilkan upah harian terancam kelaparan, pengusaha gulung tikar.
Dan juga keadaan dikhawatirkan akan diperparah dengan bencana kelaparan.
Berkurangnya jumlah populasi masyarakat dunia mengacaukan rentang harapan
hidup manusia pada umumnya.
Itu adalah sebagian besar dari dampak negatif sosial dan ekonomi yang dirasakan masyarakat.
Lalu... Apakah hanya ada dampak negatif yang dihasilkan dari pandemi global ini? Tentu tidak. Ada beberapa hal positif dari pandemi ini, diantaranya yakni menurunnya polusi udara di
sebagian besar negara di dunia. Kadar oksigen yang diproduksi Bumi semakin bagus kualitasnya. Ini seperti menggambarkan adanya harapan baru mengenai Bumi yang semakin baik.
Tertutupnya lubang ozon menandakan atmosfer merespon positif atas berkurangnya
kadar limbah yang dihasilkan manusia.
Hewan-hewan langka yang muncul di permukaan seperti menandakan ketiadaan
manusia dalam lingkar ekosistemnya. Mereka merasa aman dari bahaya yang mengancam.
Dimana hal ini menjadi sebuah pertanyaan baru. Apakah ini merupakan hal baik atau hal buruk?
Ya, manusia yang diharapkan bisa menyeimbangkan kausalitas keseimbangan dipertanyakan
kehadirannya. Menjadi pemimpin dalam sosial bermasyarakat dan bernegara sekaligus
menjadi penyeimbang alam bagi kehidupan di Bumi. Namun... Seakan tidak bisa melaksanakan tugasnya, Tuhan seakan mengambil alih dan memperingatkan manusia dalam
mengemban kelalaian tugasnya.
Sanggupkah manusia menebus kesalahannya atas ketidakadilan terhadap alam yang telah
bersedia dengan penuh memenuhi kebutuhan hajat hidupnya? Atau kelebihan akal membuat
manusia lupa dan bahkan sombong bahwa ada alam yang harus ia pelihara? Atau kemajuan
zaman dan keunggulan ras manusia bisa menggantikan kekuatan alam? Kediktatoran dan segala kedigdayaan membuat manusia lupa bahwa jiwanya ada yang punya?
Sanggupkah?
Sehingga Tuhan menitahkan agar alam saja yang bekerja. Karena Ia tahu bahwa manusia gagal
dalam melaksanakan tugasnya?
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah setelah pandemi ini berakhir... Akankah manusia kembali
tersadar lalu menata kembali apa yang seharusnya sudah tertata. Atau kembali menuju kealpaan
sebelumnya?
Jika melihat dari akibat dari aspek sosial, masyarakat akan lambat laun kembali pada aktivitas
sebelumnya. Namun... Bagaimana jika virus ini belum sirna sepenuhnya?
Kepanikan sosial akan meletus. Kembali membludaknya korban jiwa dan adanya panic buying. Dampak ini akan lebih berbahaya dibanding panic buying setelah corona merebak pertama kali.
Jika aktivitas sosial masyarakat kembali membaik, maka kebangkitan ekonomi akan disusul.
Kenaikan kurs Rupiah terhadap Dollar, kegiatan ekspor impor yang akan kembali berjalan.
Serta GDP yang semakin membaik. Membawa gelombang baru manusia di era berikutnya.
Lalu, bergesernya tatanan kehidupan masyarakat yang semula baik menuju ke arah yang
berlawanan. Cara hidup sehat akan kembali ditinggalkan.
Pengrusakan alam akan kembali terjadi. Lalu siklus itu akan kembali berulang.
Menyisakan sedikit sekali manusia yang sadar bahwa alam ini rusak karena perpanjangan tangannya.
Benarkah ini adalah siklus berkali-kali karena manusia lupa, atau sengaja melupakan?
Mungkin, barangkali jawabannya ada pada diri Anda.
Demikian dari tulisan saya, semoga bermanfaat. Jika terdapat kesalahan, mohon dimaafkan.
Akhir kata, Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Comments
Post a Comment