Beribu Cawan
BERIBU CAWAN
Seketika duduk di antara beribu lautan pikiran
Memendam kalimat hamparan dalam dekap buaian
Berteriak di atas duka, oh... gegap gempita
Pandangan menitik melanglang buana
Aku terdiam...
Sang kasih mulai menggeram tak karuan
Berputar layaknya macan terkenal yang gahar
Sementara tuan kabur, tak cukup terpedaya melihat sang Malam makin menampar
Ditelan gelap, ternyata gelap menjadi asap.
Kau tahu...?
Hidup laksana beribu cawan
Ia mampu berdenting mengikuti pola irama berantakan
Namun,
Setiap manusia memiliki pilihan agar dentingan itu berubah menjadi simponi nan rupawan
Beribu cawan...
Makin tertekan jika kau memaksa dia berkumpulan
Oh Tuan
Biarkan dia menemukan cara menemukan Tuhan
Tuhan telah menggariskan takdir setiap umatNya
Jangan sekali-kali menyalahkan takdir yang ada
Bukankah setiap pilihan kita jua yang memutuskan?
Lalu,
Mengapa perlu risau akan segala ketentuanNya?
Ketika manusia menyalahkan takdir dari Tuhannya
Jangan harap syukur mampu masuk dan menggelitik setiap relung ruhani dalam hatinya
Comments
Post a Comment